Oleh: zuhudhi | 14 November 2009

Tauhid, Hal Terpenting dalam Beragama (Islam)

———————————–

Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada kehancuran dunia akhirat.

Tujuan diciptakannya makhluk hidup adalah untuk bertauhid

Alloh Ta’ala berfirman,”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Adz Dzariyaat: 56). Imam Ibnu Katsir rahimahulloh berkata, yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka. (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat). Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama salaf.

Tujuan diutusnya para Rosul adalah untuk mendakwahkan  tauhid

Alloh Ta’ala berfirman, ”Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rosul (yang mengajak) sembahlah Alloh dan tinggalkan thoghut” (An Nahl: 36). Thoghut adalah sesembahan selain Alloh. Syaikh As Sa’di berkata, Alloh Ta’ala memberitakan bahwa hujjah-Nya telah tegak kepada semua umat, dan tidak ada satu umatpun yang dahulu maupun yang belakangan, kecuali Alloh telah mengutus dalam umat tersebut seorang Rosul. Dan seluruh Rosul itu sepakat dalam menyerukan dakwah agama yang satu yaitu beribadah kepada Alloh saja tidak boleh ada satupun sekutu bagi-Nya (Tafsir karimirrohman, Tafsir surat An Nahl). Beribadah kepada Alloh dan mengingkari thoghut itulah hakekat makna tauhid.

Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir

Rosul memerintahkan para utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal rodhiyallohu ta’ala ‘anhu. Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Alloh.” (riwayat Bukhori dan Muslim). Nabi juga bersabda, ”Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga” (riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil).

Tauhid adalah kewajiban yang paling wajib

Alloh berfirman, ”Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan Alloh mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki ” (An Nisaa’: 116). Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang besar pula. Alloh menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh hamba. Alloh Ta’ala berfirman, ”Sembahlah Alloh dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada orang tua” (An Nisaa’: 36).

Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewjiban, bahkan lebih wajib daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Alloh berfirman, ”Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya . . . “ (Luqman: 15).

Hati yang saliim adalah hati bertauhid

Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” (riwayat Bukhori dan Muslim). Alloh Ta’ala berfirman, ”Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap Alloh dengan hati yang saliim (selamat) “ (Asy Syu’aro: 88-89). Imam Ibnu Katsir rahimahulloh berkata, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Asy Syu’aro). Maka orang yang ingin hatinya bening hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.

Tauhid adalah hak Alloh yang harus ditunaikan hamba

Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun .“ (riwayat Bukhori dan Muslim). Menyembah Alloh dan tidak menyekutukan-Nya artinya mentauhidkan Alloh dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun dalam beribadah sehingga wajib membersihkan diri dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Alloh saja (diringkas dari Fathul Majid).

Ibadah adalah hak Alloh semata, maka barang siapa menyerahkan ibadah kepada selain Alloh maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.

Tauhid adalah sebab kemenangan di dunia dan di akhirat

Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor rodhiyallohu ta’ala ‘anhum adalah bukti sejarah atas hal ini. Keteguhan para sahabat dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh kehidupan mereka adalah contoh sebuah generasi yang telah mendapatkan jaminan surga dari Alloh serta telah meraih kemenangan dalam berbagai medan pertempuran, sehingga banyak negeri takluk dan ingin hidup di bawah naungan islam. Inilah generasi teladan yang dianugerahkan kemenangan oleh Alloh di dunia dan di akhirat.

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman,” Orang-orang  yang terdahulu (masuk islam ) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh telah ridho kepada mereka dan merekapun telah ridho kepada Alloh. Alloh telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar “ (At Taubah: 100).

Namun sangat disayangkan, kenyataan umat islam di zaman ini  yang diliputi kebodohan bahkan dalam masalah tauhid! Maka pantaslah kalau kekalahan demi kekalahan menimpa pasukan islam di masa ini. Ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam akidah. Wallohu A’lam bish showwab.

———————————–

Disadur dari: Buletin Jumat At-Tauhid – Yogyakarta, dengan beberapa pengeditan.


Tanggapan

  1. Tauhid….,meng ESA kan Tuhan adalah jalan terpendek menuju kepada NYA(shirotol mustaqim),jika tidak bertauhid pasti melenceng dan tentu saja menjadi sesat jalan menuju Tuhan.Jalan terpendek menuju Tuhan telah ditunjuki,diberi contoh oleh NYA melalui para Rosul sebagai mandataris Tuhan dimuka bumi.Menjelang wafat nya beliau( Rosulullah) bersabda:”Aku tinggalkan dua perkara kepada kalian…, yang jika kalian pegang dua perkara itu kalian tidak akan sesat ber abad abad(se-lama lama nya),dua perkara itu adalah Kitab Allah dan Sunah Rosul (kebiasaan Rosul).

  2. Terimakasih atas ilmunya, sangat bermanfaat untuk saya 😀


Tinggalkan komentar

Kategori