Menghitung Tengah Malam dan Sepertiga Malam yang Akhir
Pendahuluan:
Kita, dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah “Tengah Malam”. Di dalam Islam kita mengenal istilah “Sepertiga-Malam-Terakhir”. Istilah ini berhubungan dengan ibadah sholat qiyamul lail atau sholat tahajjud, yang disyariatkan. Nah, pada pukul berapakah tepatnya istilah-istilah tersebut berada? Apakah istilah pertengahan malam, bila ditinjau dari syariat Islam, ditunjukkan dengan angka 12 di jam kita? Kalau tidak, bagaimana pula cara menentukannya? Barangkali juga muncul pertanyaan, apakah waktu sepertiga-malam-terakhir itu ajeg setiap harinya, ataukah berubah-ubah, atau bagaimana? Penjelasan di bawah ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Insya Alloh mudah dan sederhana.
Bagaimana kita menentukan pertengahan malam:
Pertama-tama, kita tentukan dulu waktu tenggelamnya matahari dan waktu terbit fajar.
Kemudian kita hitung jarak waktu antara keduanya.
Kemudian hasilnya kita bagi dua .
Lalu hasil pembagian tersebut kita tambahkan waktu tenggelamnya matahari.
Maka hasil dari penambahan tersebut adalah waktu pertengahan malam.
Secara matematis digambarkan berikut ini.
Waktu Tengah Malam = Wkt Tenggelam Matahari + [ (Wkt Terbit Fajar – Wkt Tenggelam Matahari) / 2 ]
|
Misalnya, jika waktu tenggelamnya matahari adalah pukul 18.00 dan waktu terbit fajar esok hari adalah pukul 05.00, maka jarak waktu antara keduanya setelah kita hitung adalah 11 jam. Waktu 11 jam ini kita bagi menjadi dua, maka hasilnya adalah 5 jam 30 menit. Kemudian hasil pembagian tersebut kita tambahkan kepada waktu matahari tenggelam, maka 18.00 + 5.30 = 23.30, maka jadilah waktu pertengahan malam adalah 23.30 (pukul setengah 12 malam, -zuh).
Bagaimana kita menentukan sepertiga malam yang akhir:
Kita cari dulu selisih perbedaan waktu antara waktu matahari tenggelam dengan waktu fajar terbit sebagaimana di atas. Lalu hasilnya kita bagi tiga.
Jadi, pukul 18.00 + (11 jam / 3) = 18.00 + 3 jam 40 menit = pukul 01.20. (ralat, -zuh)
Hasil pembagian tersebut kemudian dipakai untuk mengurangi waktu terbit fajar keesokan hari (dalam contoh ini waktu terbit pukul 05.00).
Jadi, pukul 05.00 – (11 jam / 3) = 05.00 – 3 jam 40 menit = pukul 01.20.
Maka permulaan sepertiga malam yang akhir adalah pada pukul 01.20 pagi (dini hari).
Waktu ini tidaklah tetap, akan tetapi akan berubah-ubah dari satu musim ke musim yang lain, tergantung waktu terbit fajar dan tenggelamnya matahari.
Keutamaan sholat pada sepertiga malam yang akhir.
Dari Abu Huroiroh, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Robb kami tabarroka wa ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia (terendah), yaitu saat tertinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman: “Siapa yang berdo’a kepadaKu akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepadaKu akan Kupenuhi, dan siapa yang meminta ampun kepada Ku akan Kuampuni.” (HR. Bukhori Muslim)
Disadur dari:
Majalah Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428 dengan pengeditan seperlunya.
Keyword: Tahajud, sholat malam, salat, solat.
*) Jika Anda masih bingung dengan cara menghitung waktu awal mulai “sepertiga malam yang terakhir”, berikut ini saya tulikan rumusnya:
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Fajar – [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tenggelam Matahari) / 3 ]
atau
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Fajar – [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tenggelam Matahari) x (1/3) ]
atau
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Tengg. Matahari + [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tengg. Matahari) x (2/3) ]
Assalamu’alaikum warahmatulloh wabarokatuh, makasih mas tomi, saya jadi tau gimana cara menghitung sepertiga malam terakhir untuk pelaksanaan QL. Syukron
Wassalamu’alaikum warahmatulloh Wabarokatuh..
By: Dimas on 23 April 2008
at 11:26 AM
Assalamualaikum,
Terimakasih artikelnya. Tentang penghitungan saya mau tanya, apa waktu “malam” bukan dihitung dari waktu Isya’ sampai waktu fajr/subuh? Karena, misalnya, walaupun sunnahnya di akhir malam, shalat tahajjud kan boleh juga di “sepertiga malam awal”, tapi tetap harus setelah shalat Isya’ kan.
Di artikel waktu antara fajr dan “waktu matahari terbit” tidak dihitung waktu “malam” (saya setuju soal ini), tapi kenapa waktu antara maghrib dan Isya’ disebut “malam”?
Waktu maghrib ada twilight–masih ada cahaya remang-remang di langit–yang kalau difoto trus eksposurnya pas, keliatan bagus birunya (subuh juga mirip tapi lebih keunguan–tentu dua-duanya keliatan jelas kalau langitnya cerah). Sementara kalau setelah Isya’ memang langitnya sudah benar-benar gelap.
Tolong kasitau ya kalau ada update sumber yang lebih jelas lagi, saya juga masi nyari. Makasih.
Wassalamualaikum
By: san on 24 April 2009
at 02:47 PM
Salam,
tambahan dikit. Untungnya kalau dihitung Isya’ jam 7 pm dan Subuh 4.30 am, dapet angka “1/3 malam terakhir”nya sama: mulai 1.20 am.
Nah sekarang tinggal bangunnya nih, saya target jam 2 dulu deh–doain ya. harus tidur lebih awal ya? Jam 9? Jam 8? 8.30 deh..
Utk yang udah rajin bangun malem, doain kita ya yang pada mau ikutan… jazakumullah khairan katsira
wassalamualaikum
By: san on 24 April 2009
at 03:07 PM
Assalamualaikum
Misi Mas numpang tanya…
Sejak kapan 18.00 + 3 jam 40 menit = pukul 01.20?? setahu saya 18.00 + 3 jam 40 menit = pukul 21.40, apa mungkin saya yang salah? mohon pencerahannya
By: Ryo on 19 Oktober 2009
at 07:01 PM
Assalamualaikum
cuma mu bilang makasih,,
artikel nya mantabh
By: kang ujang on 26 Oktober 2009
at 02:44 AM
wah, ternyata pertanyaan saya sudah terjawab…
makasih mas ralatnya, karena setelah saya cari di sebelah ,ternyata penulisannya saya sama seperti itu…
boleh tanya lagi kan mas?
mengutip kalimat “Robb kami tabarroka wa ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia (terendah), yaitu saat tertinggal sepertiga malam yang akhir”. yang ingin saya tanyakan adalah, Mulai kapan seharusnya kita solat malam (tahajud)? sebelum sepertiga malam akhir atau pas di waktu malam akhir?
By: Ryo on 27 Oktober 2009
at 06:52 PM
maaf ralat “karena setelah saya cari di sebelah ,ternyata penulisannya saya sama seperti itu” Seharusnya “karena setelah saya cari di sebelah ,ternyata penulisannya sama seperti itu”
By: Ryo on 27 Oktober 2009
at 06:54 PM
Assalamu’alaykum Wr Wb..
akh, saya minta ijin ngopy nggiih…insya Allah mau tak sebarkan biar makin banyak orang yg tau.. Jazakallah khoir..
By: Channa on 16 Desember 2009
at 08:36 PM
Terimkasih bagus sekali artikelnya… posting juga di http://www.ceklagi.com/socialnews
By: djc on 15 April 2010
at 08:59 AM
terimakasih dengan info ini, saya jadi tau cara menghitungnya…..sepertiga malam terakhir…
By: istianah asas on 16 Agustus 2010
at 10:34 AM
saya sangat ingin melakukan shalat malam, tapi saya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 23 malam.
Jadi pulang kerja sampe rumah jam 24, dan harus bangun lagi maks jam 5.30 (mengejar waktu subuh)…
Sementara untuk persiapan kerja saya mulai jam 6 (mandi, sarapan, dll) agar bisa berangkat dari rumah jam 7.
Bagaimana ya triknya supaya saya bisa shalat malam? karena waktu tidur saya hanya 5 jam/hari…
>>> Hmmm… Trik dari saya sederhana: Anggaplah sholat malam sebagai sebuah kewajiban! atau dengan kata lain, anggaplah sholat malam itu penting!
Mengapa demikian? Sebab selama ini Anda tidak melakukan sholat malam (padahal Anda ingin sekali melakukannya), bukan karena Anda tidak sempat, tetapi karena Anda belum/tidak mementingkan sholat malam!
Coba Anda pikirkan, apakah ketika Anda (maaf) kebelet buang air besar, Anda akan tetap melakukan aktivitas lain, dan mengabaikan rasa kebelet Anda?? Jelas tidak mungkin. Anda pasti tetap akan menyempatkan untuk melakukan buang air besar di antara kepadatan aktivitas Anda. Ini karena Anda ‘terpaksa’ harus mementingkan buang air besar di atas kepentingan yang lainnya. Mengapa hal ini tidak diterapkan untuk melakukan sholat malam?! Tanyakan pada diri Anda sendiri. (Toh pastinya Anda juga menyempatkan diri untuk melakukan sholat-wajib 5 waktu di sela-sela kegiatan Anda sehari-hari, bukan? Perlakukanlah sholat malam seperti itu juga ‘kan bisa. Lagipula minimal roka’at/rekaat sholat malam adalah 2 rokaat, ditambah sholat witir minimal 1 rokaat, jumlahnya hanya 3 roka’at!, paling-paling hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit!).
Wallohu a’lam. Baik, selamat melakukan sholat malam! 🙂
By: Anoda on 16 September 2010
at 01:44 PM
IJIN NGOPI BUAT DISIMPEN DAN SHARE YA MAS, THANKS
By: muhsaleh on 22 Oktober 2010
at 01:21 AM
pertanyaan saya terjawab sudah.
syukran..
^^
By: nursih dwi on 22 Februari 2011
at 06:39 PM
terima kasih utk artikelnya yg bermanfaat. teruslah berjuang 😀
wassalam
By: tentang hidup on 26 Februari 2011
at 01:56 AM
nice artikel ^^
By: endricahyo2safi3 on 17 Maret 2011
at 05:47 AM
makasih
By: FENDI on 28 Mei 2011
at 12:22 PM
MEMANK SUSAH untuk SHLAT TAHAJUD BRO..PANTAS SAJA KALOQ ORANG NGELAKUINYA PASTI DAPAT RAHMAT DARI ALLAH…KARNA DIA BERSEDIA MENGORBANKAN TIDURNYAAA dengan ibadah kepada Allah..PASTINYA ALLAH BERBUAT LEBIH DARI YG DIA BUAT KE ALLAH..
By: Soe Hendra on 21 Juli 2011
at 06:17 AM
assalamu’alaikum wr…wb..
saya baru saja gabung dan membaca,
subhannallah,terimakasih krn mau berbagi ilmu islam,
semoga kta semua selalu dpt syafaatNYA,Amiin yaa robbalalamin
By: firoh on 2 Juni 2012
at 02:19 PM
Assalamu’alækm?
Wach… Sukron Z’ Atz inf0r5sinya… M0g’ bs jalani’n dgn bk. Amien?
By: Asca a'lecia on 11 September 2012
at 04:30 AM
Terima kasih, Sukron
By: Batik S128 on 22 September 2012
at 06:21 AM
bukanya sepertiga malam itu jam 02.30 malam. .
Ko malah 1.20 malah yang bener yang mana eh. .
By: firan on 31 Oktober 2012
at 03:27 AM
[…] Majalah Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428 dengan pengeditan seperlunya oleh Zuhudhi […]
By: Inilah Cara Menghitung Tengah Malam Dan Sepertiga Malam Yang Akhir | Tanbihun Online on 5 Januari 2013
at 07:27 AM
artikel yang bagus
By: ikhsan on 10 Januari 2013
at 03:38 PM
Assalamu’alaikum , saya mau tanya, apakah shalat isya’ itu lebih baik pada sepertiga malam terakhir dan di gabungkan dengan shalat tahajud?? saya masih bingung, tolong kirim jawabanya lewat email snitchcovlax@gmail.com
By: Muhammad Dwi Nurdiansyah on 4 April 2013
at 07:32 PM
Assalamu’alaykum,
saya mau tanya untuk penghitungan waktu tengah malam di daerah-daerah berhari panjang. berdasar cara perhitungan di atas, saya coba aplikasikan pada kondisi waktu seperti berikut: jika waktu terbit fajar pukul 3.30 dan waktu tenggelam matahari pukul 19.30, maka waktu tengah malam = waktu tenggelam matahari + [(waktu terbit fajar – waktu tenggelam matahari)/2]
= 19.30 + [16/2]
= 03.30, jadi waktu tengah malam adalah pukul 03.30
terimakasih, mohon koreksi jika ada kesalahan
Wassalamu’alaykum
By: bernet on 12 Juni 2013
at 09:05 PM
Wa’alaikumussalam warohmatulloh. Mas/mbak bernet, rumusnya sudah benar namun angkanya masih kurang pas. Bilangan yg dibagi bukan 16, namun 8, karena jam 03.30 dikurangi 19.30 adalah 8 jam. Jadi, perhitungannya:
waktu tengah malam = waktu tenggelam matahari + [(waktu terbit fajar – waktu tenggelam matahari)/2]
= 19.30 + [8/2]
= 23.30
Waktu tengah malam-nya adalah pukul 11.30 malam. Begitu.
Mudah-mudahan dipahami.
By: zuhudhi on 15 Juni 2013
at 05:05 AM
[…] Sumber : https://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-malam-dan-sepertiga-malam-yang-akhir/ […]
By: Menghitung Tengah Malam dan Sepertiga Malam yang Akhir | Cempakawarna on 18 Juli 2013
at 05:33 PM
Great work! This is the type of information that should be shared across the web.
Disgrace on Google for no longer positioning this put up
higher! Come on over and seek advice from my web site .
Thank you =)
By: celebs without makeup on 21 Juli 2013
at 01:05 PM
Assalamu’alaikum
Saya mau tanya apakah
Waktu Tenggelam Matahari = waktu awal magrib
Waktu Terbit Matahari = waktu awal subuh
Mohon dibantu, karena jadwal sholat yang biasa kita temui dimasyarakat hanya jadwal 5 sholat waktu plus waktu imsyak.
Wasalam
By: aji on 28 September 2013
at 03:46 PM
Assalamualaikum wr.Wb
mohon maaf nih saya ingin bertanya
sebenarnya shalat tahajud itu harus sampai jam berapa ya
mohon pencerahannya ya
wasalamualaikum wr.Wb
By: sahal on 19 Februari 2014
at 08:31 PM
[…] 1. Al Muntaqo min Kitaabi At Targhiib wa At Tarhiib lil Mundziri, Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Darul Wafa, Al Manshuroh, Mesir, Cetakan ke-2 Tahun 1993 2. Majalah Qiblati Edisi 04 Tahun III 01-2008/12-1428 3. Malang Nian Orang Yang Tidak Shalat, Muhammad Abdul Malik Az Zaghabi, Penerjemah Abdul Rosyad Shiddiq, Pustaka Al Kautsar, Cetakan Pertama, Maret 2000 4. Pengembaraan Sang Duta Halilintar Jundullah, Taufiq Mustafa SE. MBA. 5. Sholaatul Mu’min, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qahthani 6. Siyar A’lamin Nubala, Adz Dzahabi, Tahqiq Syu’aib Al Arna’uth, Mu’assasah Ar Risalah, Cetakan Ke-XI, Tahun 1422 H/2001 7. https://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-malam-dan-sepertiga-malam-yang-akhir/ […]
By: Serial Qiyamullail: Kiat Mudah Bangun Malam | Mata Salman - Dakwah, Islam, Al Qur'an on 23 Maret 2014
at 03:57 PM
assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh walmahgfiroh salam kenal saudaraku saya hanya ingin menyambung silaturahmi…. wassalm
By: Ayah Habib on 15 Oktober 2014
at 01:43 AM
jazakumulloh ukhairo,,,, atas penjabaran 1/3 malam ,, saya biasa melakukan jam 3 dini hari sampai menjelang subuh,,, apakah masih termasuk 1/3 malam mohon bantuan nya yaa saudaraku,,, wassalam
By: Ayah Habib on 15 Oktober 2014
at 01:48 AM
@ Ayah Habib:
wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh. salam kenal juga. salam ukhuwah. barokallohu fiik.
By: zuhudhi on 15 Oktober 2014
at 02:01 PM
@ Ayah Habib:
mengenai apakah jam 3 pagi masih termasuk 1/3 malam yang terakhir, insya Alloh masih. mengenai mulai jam berapa 1/3 malam yang terakhir, tergantung dari saat terbenamnya matahari (kira-kira waktu maghrib) dan dan jam terbit fajar (kira-kira waktu subuh). setiap musim bisa berubah-ubah tergantung 2 kondisi tadi.
contoh yang simpel agar mudah dipahami, misal maghrib jam 18.00 dan subuh jam 03.00.
– selisih waktu tersebut sebesar 9 jam.
– sepertiga dari 9 adalah 3.
– jadi MULAI waktu “sepertiga malam yang terakhir” adalah jam 03.00 dikurangi 3 jam, yaitu jam 00.00 (12 malam)
silakan Anda menghitung berdasarkan selisih waktu maghrib dengan subuh di daerah Anda sendiri.
By: zuhudhi on 15 Oktober 2014
at 02:30 PM
jazakumulloh ukhairo…. atas balasan antum saudaraku,,, salam ukhuwah BAROQALLAH…….
By: Ayah Habib on 15 Oktober 2014
at 05:04 PM
[…] 1. Al Muntaqo min Kitaabi At Targhiib wa At Tarhiib lil Mundziri, Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Darul Wafa, Al Manshuroh, Mesir, Cetakan ke-2 Tahun 1993 2. Majalah Qiblati Edisi 04 Tahun III 01-2008/12-1428 3. Malang Nian Orang Yang Tidak Shalat, Muhammad Abdul Malik Az Zaghabi, Penerjemah Abdul Rosyad Shiddiq, Pustaka Al Kautsar, Cetakan Pertama, Maret 2000 4. Pengembaraan Sang Duta Halilintar Jundullah, Taufiq Mustafa SE. MBA. 5. Sholaatul Mu’min, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qahthani 6. Siyar A’lamin Nubala, Adz Dzahabi, Tahqiq Syu’aib Al Arna’uth, Mu’assasah Ar Risalah, Cetakan Ke-XI, Tahun 1422 H/2001 7. https://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-malam-dan-sepertiga-malam-yang-akhir/ […]
By: Serial Qiyamullail: Keutamaannya | Mata Salman - Dakwah, Islam, Al Qur'an on 30 Oktober 2014
at 07:26 AM
[…] 1. Al Muntaqo min Kitaabi At Targhiib wa At Tarhiib lil Mundziri, Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Darul Wafa, Al Manshuroh, Mesir, Cetakan ke-2 Tahun 1993 2. Majalah Qiblati Edisi 04 Tahun III 01-2008/12-1428 3. Malang Nian Orang Yang Tidak Shalat, Muhammad Abdul Malik Az Zaghabi, Penerjemah Abdul Rosyad Shiddiq, Pustaka Al Kautsar, Cetakan Pertama, Maret 2000 4. Pengembaraan Sang Duta Halilintar Jundullah, Taufiq Mustafa SE. MBA. 5. Sholaatul Mu’min, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qahthani 6. Siyar A’lamin Nubala, Adz Dzahabi, Tahqiq Syu’aib Al Arna’uth, Mu’assasah Ar Risalah, Cetakan Ke-XI, Tahun 1422 H/2001 7. https://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-malam-dan-sepertiga-malam-yang-akhir/ […]
By: Serial Qiyamullail: Bekal Aktivis Dakwah | Mata Salman - Dakwah, Islam, Al Qur'an on 22 November 2014
at 08:14 AM
Assalaamualaikum wr wb
Sedikit sharing sajah inimah..menurut sayahmah Bangun untuk Sholat malam harusnya seperdua malam kurang sedikit atau seperdua malam lebih sedikit seperti yang Allah SWT perintahkan dalam QS. Al Muzzamil 73 : 2 sd 4 yaitu kewajiban bangun malam kemudian sholat dan tartil Qur’an, jadi wajibnya ikutin perintah Allah SWT, idealnya kebiasaan sholat malam itu di 2/3 malam atau 1/3 malam terakhir itu mulai ditinggalkan.. wallahu alam, jadi kalo definisi malam seperti tersebut diatas ya hitung sajah tengah malamnya spt perhitungan diatas terimakasih mohon dikoreksi jika salah sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah SWT. Wassalaamu’alaikum wr wb
By: Mk_Yudi on 19 Agustus 2015
at 05:22 AM
@Mk_Yudi: wa’alaikumussalam warohmatulloh
baik seperdua malam ataupun sepertiga malam (awal/akhir), sama-sama boleh didirikan sholat malam. untuk yang sepertiga malam (awal/akhir), dalilnya ayat berikutnya dalam surat yang sama, yaitu ayat ke-20 surat Al Muzzamil. demikian. wallohu a’lam.
By: zuhudhi on 20 Agustus 2015
at 10:08 AM
Trima kasih, kalo bgitu saya akan mohon ampun dan mohon penghapusan dosa setelah sholat pd jam tersebut..
By: js on 4 Februari 2016
at 02:29 PM
Gan Mau, Tanya Gan!! Jngn Bikin Rumit ya Gan!
Sebenar.ny Sholat Tahajjud itu, di Mulai Dri Jam Brapa. Minimal?? Apa jam 11 mlm sudah Bisa Gan.
Terus Tata Cara sholat witir sama ga Gan sma sholat2 yg Lain.ny??
Makasih Gan. Aku Jarang liat Room Ini Gan Mohon Balas di BBM ajz Blh Gan.
PIN BB 25D354D2
Semoga. Kau Mendapat amalan yg Besar Gan.
By: Hendra Bebas on 24 Maret 2016
at 11:26 PM
[…] sepertiga malam yang terakhir. Ia pun berkata, “Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti Aku berikan apa yang ia minta? Adakah hambaku- yang berdoa hingga pasti Aku kabulkan doanya? Adakah hamba-Ku yang ber-istighfar […]
By: Awal Malam dan Sepertiga Malam itu Jam Berapa Sih? on 28 Maret 2016
at 11:18 PM
@ Hendra Bebas
Shalat tahajud boleh dikerjakan di awal, pertengahan atau akhir malam. Ini semua pernah dilakukan oleh Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam. Namun yang paling afdhol (utama) adalah di akhir malam/sepertiga akhir malam. Untuk perhitungan kapan sepertiga akhir malam itu, bisa digunakan rumus di artikel di atas. Waktu nya tidak saklek setiap hari, sebab bergantung kepada kapan matahari terbit dan terbenam. Selain itu, tergantung lokasi seseorang juga. Patokannya adalah waktu matahari terbit dan terbenam, lalu gunakan rumus di atas. Jika Anda berada di Indonesia, praktisnya sholat tahajud bisa dilaksanakan setelah pelaksanaan sholat isya’, atau untuk “amannya”, bisa dikerjakan mulai pukul 20.00 WIB ke atas. Untuk WITA, untuk amannya mulai jam 21.00 WITA ke atas. Untuk WIT, mulai jam 22.00 WIT ke atas.
Tatacara sholat witir secara umum sama dengan sholat yang lain, hanya saja jumlah rokaat nya ganjil. Boleh mengerjakan sholat witir dengan hanya 1 rokaat.
Wallohu a’lam.
By: zuhudhi on 11 April 2016
at 09:40 AM
Rahasia Illahi disepertiga malam terakhir di bulan Ramadan. Meski penuh rahasia, amalan dan amalan musti terus dijalankan! Mari bersama memburu malam 1000 bulan. Marhaban ya Ramadan. Mari mampir ke http://dismanto.blogspot.com/2016/06/makna-sepertiga-malam-terakhir-ramadan.html membaca Menggapai malam Lailatul Qadar, pahala 1000 bulan!
By: dismanto on 24 Juni 2016
at 10:25 AM
[…] sepertiga malam yang terakhir. Ia pun berkata, “Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti Aku berikan apa yang ia minta? Adakah hambaku- yang berdoa hingga pasti Aku kabulkan doanya? Adakah hamba-Ku yang ber-istighfar […]
By: Penasaran! Awal Malam dan Sepertiga Malam itu Jam Berapa Sih? | bejeem.com on 8 Agustus 2016
at 08:08 PM
[…] sepertiga malam yang terakhir. Ia pun berkata, “Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti Aku berikan apa yang ia minta? Adakah hambaku- yang berdoa hingga pasti Aku kabulkan doanya? Adakah hamba-Ku yang ber-istighfar […]
By: Penasaran! Awal Malam dan Sepertiga Malam itu Jam Berapa Sih? | Tips dan Trik Umroh Dari Ahli Untuk Anda on 15 Maret 2017
at 11:24 AM
Apakah setelah subuh itu termasuk malam? Jadi kita mencari total waktu malam itu hitungannya dari matahari tenggelam sampai setelah azan subuh ya?
By: Haikal on 7 Mei 2021
at 01:40 AM